II.
TEKNOLOGI PERALATAN UJI
Berdasarkan
sistem kerja rangkaiannya,alat uji dapa dibedakan dalam kategori :
1. Alat uji mekanikal,
Seluruh sistem pengukuran menggunakan sistem
mekanikal,tanpa adanya komponen elektrikal dan elektronik.Salah satu contoh
alat uji yang termasuk kategori ini adalah alat ukur berat ( axle load ) type
lama,yang masih menggunakan lengan-lengan mekanik dan pegas.
2. Alat uji mekanikal elektrikal/elektrikal analog.
Seluruh sistem pengukuran menggunakan sistem
mekanikal,elektrikal dan elektronik analog. Beberapa alat uji yang masih
menggunakan sistem ini adalah brake tester. Pada brake tester type ini,motor
elektrik telah digunakan sebagai
penggerak roller dan sistem elektrik/elektronik analog seperti motor
sinkro,telah digunakan sebagai peninjuk hasil ukur.
3. Alat uji mekanikal,elektrik dan elektronik digital,
Seluruh sistem pengukuran menggunakan sistem
mekanikal,elektrikal dan elektronik digital. Kategori ini dapat dibedakan
menjadi sub kategori lagi, yaitu :
-
Fully digital, dimana seluruh pengolahan sinyal dan
display dilakukan secara digital. Beberapa alat yang fully digital tetap
menampilkan hasil ukur dalam bentuk jarum pointer, namun penggerak jarum bukan
lagi motor sinkro, melainkan motor stepper.
-
Semi digital,
dimana pengolahan sinyal masih secara analog, namun tampilan/display berupa
digital.
Berdasarkan
kemampuannya untuk diintegrasikan dengan komputer, alat uji dapat dibedakan
menjadi :
1. Stand alone ( berdiri sendiri ),
Alat uji ini tidak memiliki fasilitas untuk
diintegrasikan dengan komputer, walaupun dapat mencetak hasil uji.
2. Fully Computerized
Alat uji ini
sepenuhnya dapat diintegrasikan dengan komputer. Biasanya alat uji ini
dapat dioperasikan baik secara stand alone, maupun computerized.
Prasyarat untuk dapat diintegrasikan dengan komputer
adalah alat ujisetidaknya mempunyai fasilitas pencetakan menggunakan printer
tambahan, baik printer serial maupun printer paralel. Atau bisa dilihat bahwa
alat uji mempunyai terminal serial ( RS 232/ RS 482/ RS 485 ), yang memang
disediakan untuk integrasi dengan alat luar atau komputer.
II.1. ALAT UJI GAS BUANG MESIN BENSIN
a.
Prinsip Kerja
Alat uji gas buang mesin bensin mengukur kadar gas Co,
Co2, Hc dan O2 yang dihasilkan oleh mesin berbahan bakar bensin. Metode yang
digunakan untuk mengukur kadar Co, Co2 dan Hc menggunakan prinsip Non
Dispersive Infra Red ( NDIR ). Metode pengukuran NDIR menggunakan cahaya infra
merah dengan frekwensi-frekwensi tertentu.
Banyak gas, termasuk Co, Co2, Dan Hc menyarap cahaya
infra merah. Penyerapan NDIR adalah sebuah fenomena, dan sering digunakan srbagai dasar untuk mendesain
pengukuran. Makin tinggi konsentrasi gas dalam sebuah volume, maka makin banyak
jumlah molekul gas dalam jalur sebuah cahaya infra merah, semakin banyak
penyerapan cahaya infra merah. Sehingga, makin tinggi konsentrasi dari gas yang
menyerap cahaya infra merah menyebabkan transmisi cahaya infra merah yang lebih
rendah, dan ini dapat diukur.
Instrumen NDIR dapat dibedakan menjadi
empat bagian :
1. Sumber infra
merah.
Sumber
cahaya infra merah akan secara aktual memproduksi cahaya dengan pita frekwensi yang lebar dan
tercakup di dalamnya pita frekwensi cahaya infra merah.
2. Filter infra merah.
Sebuah bandpass filter optik digunakan untuk
menyeleksi pita frekwensi tertentu dari cahaya infra merah. Filter optik infra
merah ini dipilih sesuai dengan gas-gas yang diukur. Jumlah filter tergantung
jumlah jenis gas yang diukur, sehingga untuk pengukuran Co, Co2 dan Hc,
digunakan tiga filter infra merah yang terpisah.
3. Sel Sampel.
Sampel gas yang diukur dimasukkan ke dalam sel/tabung
sampel yang pada ujung-ujungnya berjendela sedemikian sehingga cahaya infra
merah dapat melelui sampel gas. Tabung sampel ini mempunyai volume dan panjang
yang konstan. Pada alat uji Innova 2000, Tabung sampel terbuat dari stainless
stell dan pada ujung-ujungnya terdapat jendela dan lubang inlet dan outlet. Gas
yang diukur dimasukkan ke dalam tabung sel melalui inlet dan keluar melalui
outlet. Agar aliran gas konstan, sehingga konsentrasi molekul gas konstan, gas
dialirkan dengan pompa pneumatik.
4. Detektor infra merah.
Sebuah detektor yang sensitif terhadap panjang
gelombang infra merah digunakan untuk mengubah cahaya ke dalam tegangan. Tiga
detektor infra merah digunakan untuk mengubah cahaya infra merah yang
ditransmisikan melalui tabung sampai ke dalam tegangan.
Hal-hal yang mempengaruhi pengukuran
dengan metode NDIR ini adalah :
1. Perubahan temperatur.
Perubahan temperatur sumber cahaya infra merah, gas
sampel, filter-filter infra merah atau detektor infra merah secara langsung mempengaruhi tegangan keluaran detektor infra
merah. Karenenya temperatur keempat komponen tersebut diatas harus dijaga
konstan atau perubahan temperaturnya harus selalu dimonitor, terutama setelah
dilakukan kompensasi. Untuk memonitor perubahan temperatur, digunakan
thermistor yang menenpel pada tabung sampel. Kompensasi terhadap perubahan
temperatur gassampel dilakukan dengan memasukkan konstanta-konstanta yang
direkam pada saat proses manufaktur dalam NVRAM.
2. Perubahan tekanan gas sampel.
Dengan anggapan temperatur dan volume gas sapel
konstan, maka perubahan tekanan gas sampel mengakibatkan perubahan jumlah
molekul gas sampel dalam tabung sampel. Kompensasi terhadap perubahan tekanan
gas sampel dilakukan dengan memasukkan konstanta-konstanta yang di rekam pada
saat proses manukfaktur dalam NVRAM.
3. Gas-gas penyerap infra merah
Innova 2000 mengukur tiga gas, Hc, Co dan Co2. Dalam
gas sampeljuga tercampur uap air, yang merupakan penyerap infra merah juga.
Setiap gas mempunyai karakteristik penyerapan yang berbeda, sehingga diperlukan
tiga buah filter bandpass infra merah.
4. Non Linieritas
Terdapat ketidak linieran tegangan keluaran detektor
infra merah yang menurun terhadap kenaikan konsentrasi gas, walaupun kecil.
Untuk mengatasi ini, NVRAM memori meyimpan kurva respos, yang secara otomatis
digunakan untuk mengkompensasi ketidak linieran ini.
ALAT UJI GAS BUANG MESIN DIESEL ( Smoke
Tester ).
b. Prisip Kerja.
Alat uji gas buang mesin diesel ini mengukur
konsentrasi partikulat ( Asap ) mesi diesel dengan menentukan transmisi dari
cahaya yang melalui tabung sampel yang berisi partikulat asap.
Beberapa alat uji menggunakan cahaya pada panjang
gelombang 565nm melalui tabung sampel sepanjang 430 mm dengan diameter 27 mm.
Tiga hal penting yang harus diperhatikan dalam
pengukuran ini adalah :
- Volume tabung sampel
( wadah gas ukur ) harus tetap.
- Tekanan tabung
sampel harus tetap, sehingga geometri tabung sampel dibuat sedemikian
sehingga perbedaan tekanan udara dapat diabaikan, sehingga tidak perlu
kompensasi tekanan pada keluarannya. Partikulat asap mengalir dalam
tabung sampel karena tekanan dari pipa pembuangan kendaraan pada inlet
dan tekanan negatif dari exhaust fan di bagian bawah tabung sampel.
Aliran udara ini juga berfungsi untuk mencegah penumpukan kotoran pada jendela optik pada mana
cahaya ditransmisikan.
- Temperatur dalam
tabung sampel harus tetap, sehingga tabung sampel dipanaskan sampai
dengan panas tertentu. Temperatur tabung
sampel diset sedemikian sehingga perubahan temperatur dapat
diabaikan. Pada tabung sampel
ditempatkan element pemanas untuk memanaskan tabung sampel dan sensor
temperatur untuk mengatur agar temperatur tetap. Cahaya dihasilkan dari
lampu yang dimodulasi pada 921,66hz, yang terletak pada ujung tabung
sampel. Cahaya ini dideteksi pada ujung tabung lainnya dan didemodulasi
menjadi sinyal analog yang proporsional terhadap transmisi cahaya.
Keunggulan alat uji type ini tidak perlu kalibrasi
setiap sebelum pengukuran karena alat uji secara otomatis melaksanakan Zero
Alignment setelah pengukuran. Zero Alignment berfungsi untuk menghitung nilai
nol konsentrasi partikulat pada saat tidak melakukan pengukuran.
siiip
BalasHapus